Kamis, 26 Desember 2013

INI REVIEW, BUKAN RANT: Shoujo Manga (3)

Lanjutan dari sini.



12. Koyoi Oto Furu Sora no Shita - Takamiya Satoru (7/10)

Saya ngedonlot ini sekalian sama manga di nomer 11, masing-masing saya kurang tau judul Inggrisnya kayak apa, and I don't use Japanese. Dibanding yang sebelumnya, manga ini jauh lebih serius. Ceritanya tentang gadis yang bisu akibat trauma bernama Miyabi Kise, pemain piano jenius di masa kecilnya. Setelah mamanya tiada, papanya maksa dia bermain piano dengan style yang sama kayak mendiang mamanya, dan tekanan dari papanya serta kehilangan mamanya itulah yang jadi penyebab bisu dan traumanya dia. Setelah menyadari bahwa dirinya jatuh cinta pada cowok bernama Yue, pelan-pelan Miyabi bisa mengatasi traumanya, mengatasi masalahnya dengan papanya, dan kembali memainkan piano dengan bebas seperti dulu.... kayaknya. Soalnya di ending nggak bener-bener dijelasin abis itu si Miyabi kayak apa, selain dia jadi bisa ngomong.

Mau dibilang dark, nggak juga. Mengiris-iris, nggak juga. Ceria, apa lagi. Cuma serius aja gitu, nggak ngasih kesan tambahan lain. Worth sparing some time to read, tapi yah, ada manga tentang music thingy yang jauh lebih bagus daripada ini. I'll leave it at that.

13. SxM Story - Takamiya Satoru (8/10)

Saya ngedonlot ini sekalian sama manga di nomer 11 dan 12. Ini baru bagus, meskipun sayangnya, cuma satu volume. Manga ini diawali dengan one-shot yang agak dark namun berkesan tentang percintaan seorang vampire dan seorang nona kaya di jaman... um, edo(?). Ga yakin. The ending was rather depressing, jadi saya nggak menyangka cerita utamanya sendiri ceria dan lucu. Premisnya bagus. Cewek yang kepengen jadian sama hantu (as random as it sounds) tapi punya aura yang kuat/ ga disukai spirits, ketemu cowok keren tapi sakit-sakitan yang sering ketempelan hantu. Terciptalah hubungan aneh saling memanfaatkan, dimana si cowok ngedeketin si cewek untuk menghindari para hantu, sedangkan si cewek ngedeketin si cowok biar dia bisa ketemu hantu cowok keren. Endingnya, mereka nyadar kalo mereka end up saling suka, tentu.

Di manga ini, banyak kelucuan dan dialog khas yang saya suka dari Takamiya Satoru sensei, yang sedihnya nggak banyak saya temui di dua nomor sebelum ini. Walau dari antara semua karya beliau yang saya baca, favorit saya masih tetep My Medicine.

14. Venus Capriccio - Nishikata Mai (8/10)

Saya suka kombinasinya. Takami cewek yang tinggi gede, kasar, dan tomboy. Akira... dia... bishonen sejati yang manis, lugu, dan jujur. Sepanjang ceritanya, hubungan mereka naik level beberapa kali, meski pada dasarnya Akira udah crushing sama Takami yang lebih tua sejak mereka kecil. Awalnya, Akira cuma dianggap "adik perempuan" sama Takami (jahat ya? bukan brotherzoned lagi, melainkan sisterzoned. T_T).Terus naik level jadi "adik laki-laki". Sampai akhirnya, dianggap sebagai lawan jenis. Damn, talk about long journey.

Oh ya, manga ini bersangkutan dengan dunia musik juga, meskipun main emphasisnya bukan di sana. Lumayan refreshing. Walau biasanya nggak gitu suka sama shoujo manga yang tokoh utamanya tomboy, Takami is just fine kalo nggak tergolong likeable buat saya.

15. Mashikaku Rock - Watanabe Kana (8/10)

Miyako adalah tipikal murid sempurna yang rapi, rajin belajar, dan nggak suka melanggar peraturan. Semua karena pesan mendiang ayah tersayangnya yang nggak mau Miyako jadi seperti dia, yang karena sibuk mengejar impian, menelantarkan studi dan hidup dalam penyesalan setelahnya. Cuma ada satu pengecualian buat Miyako, yaitu main gitar. Itu adalah hobinya, meskipun peraturan sekolah melarang. Pada suatu hari, Azuma mergokin dia lagi main gitar, kemudian nge-blackmail Miyako supaya join bandnya kalo nggak mau fotonya lagi main gitar disebarin ke para guru. Singkat cerita, Miyako menemukan passion setelah bermain dalam band tsb.

Cerita ini sederhana, dengan pesan yang juga sederhana. "Everyone has their own strength and weaknesses, as well as accomplishments and failures. But in the end, that's what makes them who they are, and sharing all that is what creates ties between people."

16. Tomodachi no Hanashi - Yamakawa Aiji, Kawahara Kazune (10/10)

Sebenernya sih, artwork cerita ini sama sekali bukan tipe kesukaan saya. Tapi ceritanya luar biasa. Dalam manga satu volume ini, orang bisa belajar maupun mikir ulang tentang persahabatan. Eiko, tipe cewek doormat, bersahabat dengan Moe, cewek chic nan kece yang ngomongnya ceplas-ceplos. Setiap kali Moe ditembak cowok, dia bilang sesuatu yang intinya: "boleh, tapi Eiko tetep yang pertama buat gue--dan buat lu juga. kalo lu protes soal dia sedikit aja, kita putus." Semuanya dia lakuin karena Eiko berharga banget buat dia, dan dia lebih suka ngehabisin waktu bersama Eiko yang super baik dibandingkan sama cowok-cowok yang cuma suka tampangnya, tapi berbalik ngata-ngatain dia setelah tau kepribadiannya yang ceplas-ceplos.

Bagian favorit saya adalah ketika pada akhirnya Eiko ditembak sama Sakamoto, cowok yang tulus naksir Eiko setelah menyadari sisi baik cewek itu. Eiko ngomong hal yang sama sebagai respon: "boleh, tapi pacaran sama gue artinya ngehabisin waktu sama Moe juga. gue akan pacaran sama lu kalo lu janji untuk bersikap baik sama Moe juga." Adegan berikutnya, Moe (yang nguping penembakan tsb), menghambur keluar terus nangis.

This manga takes Sister Before Mister to a whole new level.

--bersambung ke part selanjutnya--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar